ALAT PENYULINGAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DENGAN PROSES DESTILASI SEDERHANA MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI

MALINI JAHARI (2021), ALAT PENYULINGAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DENGAN PROSES DESTILASI SEDERHANA MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI. Skripsi, Universitas Samudra.

ABSTRAK

        Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia selain udara dan makanan. Kelangkaan dan kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang layak pakai menjadi permasalahan yang sering dialami masyarakat pesisir pantai. Penyulingan air laut menjadi air tawar dengan proses destilasi menggunakan energi matahari merupakan cara yang efektif dapat digunakan untuk menghasilkan air bersih yang bebas dari kuman, bakteri dan kotoran yang berupa padatan kecil. Destilasi adalah proses pemisah garam dan mineral lainnya dari air laut dan air payau dengan cara pemanasan guna mendapatkan air murni atau air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tawar yang dihasilkan. Jumlah air laut yang diuji pada penelitian ini sebanyak 60 Liter dengan empat titik sampel yang berbeda, yang dimana sampel A; air payau pelabuhan kuala langsa, B; air payau hutan bakau kuala langsa, C; air payau sekitar pemukiman warga kuala langsa dan sampel D; air laut pusueng Langsa. Masing-masing sampel menggunakan 15 liter air laut untuk 3 kali pengujian, pengujian dilakukan selama 12 hari dimulai dari pukul 08.00 – 18.00 WIB dengan volume air laut 5 liter perhari. Berdasarkan analisis data: hasil validasi media memperoleh nilai presentase 90,5% sehingga alat penyulingan dikategorikan sangat valid, dapat digunakan tanpa perbaikan. Hasil air destilasi dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya nilai intensitas matahari, apabila nilai intensitas matahari tinggi maka akan menghasilkan jumlah air destilasi yang banyak begitupun sebaliknya. masing-masing sampel sudah memenuhi syarat sebagai air bersih dan dapat digunakan sebagai air baku air minum sesuai dengan Permenkes RI No. 32 Tahun 2017.

File ::(login required)