KEHIDUPAN NELAYAN DI PEUREULAK PADA MASA KONFLIK DI ACEH (1998 – 2005)

MUTIA SARI (2019), KEHIDUPAN NELAYAN DI PEUREULAK PADA MASA KONFLIK DI ACEH (1998 – 2005) . Skripsi, Universitas Samudra.

ABSTRAK

Perubahan yang terjadi di peureulak pada tahun 1998-2005 membawa
dampak luas bagi kehidupan nelayan di Peureulak Tatkala konflik masih
berkecamuk yang berpengaruh terhadap perubahan pada komponen mata
pencaharian masyarakat. Dirasa masih sangat terbatas dan perlu diteliti lebih
lanjut. aspek mata pencaharian hidup bisa menentukan tingkat kehidupan dibidang
ekonomi mengalami kemorosotan yang sangat pesat ataukah sebaliknya dan bisa
mempengaruhi bidang-bidang lain seperti bidang kesehatan, pendidikan dan lain
sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mendeskripsikan kondisi Peureulak
pada masa konflik tahun 1998 – 2005 dan Untuk mengetahui kondisi kehidupan
nelayan di Peureulak sepanjang tahun 1998 – 2005.
Metode yang digunakan adalah metode historis, sehingga langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi heuristik, kritik sumber baik intern
maupun ekstern, interprestasi, dan historiografi. data primer diperoleh melalui
hasil wawancara langsung dengan informan. Adapun data sekunder yang diperoleh
melalui buku-buku, jurnal, artikel dan sumber lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa kondisi Peureulak pada
masa konflik tahun 1998 – 2005, Kondisi Peureulak pada masa konflik tahun 1998
– 2005, operasi keamanan terjadi dimana-mana terutama di gampong-gampong,
kartu identitas merah putih wajib ditunjukkan ketika masyarakt melewati pos-pos
TNI. setiap rumah wajib mendirikan bendera merah putih oleh aparat sebagai
tanda bahwa masyarakat Aceh masih Indonesia, selain itu aktivitas tidak aman
masyarakat mencari nafkah pun terganggu karena situasi kondisi kontak senjata,
Siswa tidak bisa belajar di sekolah dengan maksimal, Hampir semua kebutuhan
mengalami kelangkaan, dan setelah penandatanganan perdamaian tahun 2005
kegiatan warga menjadi normal kembali.
Sedangkan kondisi kehidupan nelayan di Peureulak sepanjang tahun 19982005sebagaiberikutNelayankualabugakharusmemilikipersyaratankhususagardapatmelaut setiap nelayan wajib membawa kartu tanda penduduk (KTP) merah
putih serta melapor ke pos-pos TNI, apabila yang tidak memenuhi izin
persyaratan. karena setiap kegiatan ekonomi masyarakat harus meminta izin dari
pihak aparat, seperti masyarakat kuala bugak yang hendak pergi melaut atau
ketambak. maka nelayan banyak memilih untuk tidak melaut. Pendapatan Tidak
normal, karena dimana-mana sering terjadi kontak senjata dan jam kerja sangat
singkat hingga hasil tidak maksimal.
Kepada pihak Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka yang sudah
berdamai agar terus menjaga perdamaian guna mewujudkan masyarakat yang
sejahtera, aman dan tentram.

Kata kunci : Kata Kunci: Nelayan, Konflik, Aceh.

File ::(login required)
Tipe Items : Skripsi
Penulis/Penyusun : MUTIA SARI
Fakultas : Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan
Program.Studi : Pendidikan Sejarah (2019)
Tanggal disimpan : 18-02-2020 15:21
Terakhir diubah : 18-02-2020 15:21
Penerbit : Langsa, Universitas Samudra, 2019
URI : https://etd.unsam.ac.id/detail.php?id=338
Root : https://www.unsam.ac.id
Kembali ke atas!