PEMERTAHANAN BAHASA TAMIANG SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT KUALASIMPANG

Muhammad zulfikar (2020), PEMERTAHANAN BAHASA TAMIANG SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT KUALASIMPANG. Skripsi, Universitas Samudra.

ABSTRAK

 


Bahasa Tamiang atau dialek melayu Tamiang adalah sebuah bahasa yang merupakan anak bahasa dari melayu, bahasa ini hampir sama dengan bahasa melayu kepulauan Riau, masyarakat Tamiang menggunkan alat komunikasi atau bahasa sehari-hari yaitu bahasa Tamiang, bahasa Aceh dan bahasa Indonesia. Bahasa Tamiang sendiri bisa dikatakan sebagai bahasa Melayu. Berbahasa Tamiang adalah cara menjaga identitas. Zaman boleh berubah tapi bahasa ini harus tetap terjaga eksistensinya. Hanya saja, tangung jawab moral ini terasa sulit jika orang Tamiang sendiri orang Tamiang tidak ada lagi ke banggaan dalam menutur katanya. Orang Aceh Tamiang di kenal memiliki makna yang dalam saat bertutur. bahasa Tamiang terbagi menjadi dua yaitu bahasa Tamiang Hulu dan Tamiang Hilir, bahasa Tamiang hilir Bahasa Tamiang Hilir lebih banyak menggunkan huruf vokal “E” semua rumpun yang dikatakan melayu identik sama cuman perbedaan kata-kata “O” dan “E” yang membedakan Tamiang Hulu dan Tamiang Hilir. Dalam budaya Tamiang, bertutur adalah cara menjelaskan identitasnya sebagai masyarakat yang memiliki cita rasa seni yang tinggi, terkadang membutuhkan kecerdasan sendiri untuk mencerna nya sebagai contoh orang Tamiang sering menggunakan istilah-istilah yang penuh maksud dan pesan, pantun yang memiliki petuah-petuah dan makna-makna yang baik.


Tujuan melakukan penelitian ini sebagai upaya melestarikan kareteristik bahasa Tamiang yang digunakan sampai sekarang ini sebagai bahasa sehari-hari. Serta Mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan masyarakat Tamiang dalam mempertahankan identitas budaya khususnya bahasa Tamiang


Metode penelitian dalam skripsi adalah metode deskriktif kualitatif penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan kota Kualasimpamg Kabupaten Aceh Tamiang.


Hasil penelitian ini adalah pertama bahasa Tamiang salah satu bahasa yang berasal dari Aceh namun dialek Tamiang sangat berbeda dengan dialek Aceh dimana dialek Tamiang lebih condong dengan bahasa Melayu Deli dan bahasa Tamiang juga terbagi menjadi dua karakter yaitu karakter Tamiang Hulu dan Tamiang hilir BahasaTamiang terbagi menjadi dua yaitu bahasa hulu dan hilir.Perbedaannya lebih halus Tamiang Hilir, Tamiang Hulu lebih kasar. Letak perbedaan kalau Tamiang hulu lebih banyak menggunkan kosa kata huruf “O” semua rumpun yang di katakan melayu identiknya sama, Cuma perbedaannya dalam pnggunaan kosa kata “O” dan “E”. kedua upaya pelestarian yang dilakukan dalam mempertahan identitas budaya mengunakan bahasa Tamiang dalam berkomunikasi sehari-hari, pantun dalam bahasa Tamiang pada acara-acara besar dan menggunakan orkes dendang melayu sebagai penghibur dihari-hari besar.


Bagi pemertintah diharapkan bahasa Tamiang dapat dipertimabang untuk masuk dalam kurikulum sekolah menjadikan bahasa Tamiang sebagai pelajaran muatan lokal, sehingga bahasa Tamiang dapat terus dilestarikan oleh masyarakat Tamiang khususnya masyarakat Kualasimpang.

Kata kunci : Bahasa,Tamiang

File ::(login required)
Tipe Items : Skripsi
Penulis/Penyusun : Muhammad zulfikar
Fakultas : Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan
Program.Studi : Pendidikan Sejarah (2020)
Tanggal disimpan : 13-10-2020 09:44
Terakhir diubah : 25-02-2021 16:26
Penerbit : Langsa, Universitas Samudra, 2020
URI : https://etd.unsam.ac.id/detail.php?id=682
Root : https://www.unsam.ac.id
Kembali ke atas!